Ada beberapa sifat dan perilaku pria yang sering kali sulit diterima wanita, sehingga dianggap sebagai “dosa” kaum pria. Namun dinikmati wanita. Apa sajakah dosa-dosa itu?
Wanita memang makhluk emosional yang terkadang merasa “tabu” dalam urusan seks. Hal yang disukai pria belum tentu disukai wanita dan hal itu dapat menjadi “dosa” terselubung pria buat wanita. Contoh “dosa” itu misalnya melupakan hari ulang tahun pasangannya, atau hari “jadian” hubungan mereka, tidak ingat ukuran sepatu apalagi ukuran bra. Bahkan ajakan melakukan hubungan seks pun dapat berubah menjadi paksaan saat seorang wanita belum siap. Alhasil, wanita kerap merasa dilecehkan.
“Wanita sangat berbeda dengan pria secara psikologis. Wanita lebih banyak memakai emosi dan untuk urusan seks mereka bergantung pada rasa aman, nyaman dan mood. Untuk itu, masing-masing pasangan disarankan menurunkan ego dan saling memahami,” demikian menurut pakar seks, Dr. Ferryal Loetan, yang ditemui di tempat prakteknya di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
1. Keperawanan, Hobi Dugem
Semua manusia pasti mempunyai masa lalu, entah itu baik ataupun buruk. Syukur jika seorang pria mendapatkan pasangan dengan masa lalu yang indah. Tapi, bagaimana jika sebaliknya? Misalnya, seorang pria yang menikah dengan wanita yang sudah tidak perawan karena pergaulan dan hobinya yang dulunya suka dugem. Mereka sepakat untuk mengubur masa lalu tersebut dengan catatan si wanita tidak akan mengulangi kebiasaannya lagi. Tapi, saat si pria seoang bermasalah dan dilanda kebosanan, tak jarang sang pria mengungkit kembali masa lalu buruk itu dan mengatakan hal yang tidak sedap tentang keperawanan pasangannya atau kebiasaan si wanita ketempat dugem.
2. Cerita Basi
Wanita memang ditakdirkan cenderung banyak cerita dan suka berbagi kisah apalagi terhadap orang yang dipercaya dan dicintainya. Pada orang terdekatnya, wanita bisa mengungkap segala rasa dan permasalahan. Dibutuhkan tempat berkisah, syukur-syukur beroleh solusi. Tak jarang, untuk satu permasalahan dibahas berulang. Tentunya ia akan sangat kecewa jika Anda sebagai pasangan tidak mau mendengar dan menganggap basi ceritanya dengan berkata.”Kamu kok jadi nyinyir, ya? Kemarin kan sudah kamu ceritakan dan kita bahas. Nggak ada topik yang lain?”.
3. Hambat Karier, Janji Muluk
Saat awal memasuki mahligai perkimpoian, pria kadang berjanji untuk tetap memperbolehkan pasangan wanitanya bekerja dan mengembangkan kariernya, atau berkegiatan sosial di tengah masyarakat. Namun kenyataannya, hal ini terkadang membawa masalah baru dalam sebuah rumah tangga dalam pembagian waktu antara karier dan keluarga. Padahal, si wanita sudah berusaha membagi adil semua waktunya dengan berperan ganda. Alhasil, suami pun mulai membatasi gerak istri dan sebagai ganti agar si istri tidak kecewa, suami berjanji untuk memberi uang saku lebih banyak dan menjanjikannya hal-hal muluk lainnya. Untuk mengatasinya, memang kedua pasangan perlu membicarakan kembali komitmen awal, melapangkan dada untuk keberhasilan istri berkarier atau bekerja di luar rumah.
4. Mengabaikan Soal Kecil
Sekalipun tidak sepenuhnya benar, tetapi pria cenderung lebih ingat peristiwa besar seperti skor pada piala dunia ataupun tempat ngopi paling asyik saat ia tugas kerja di kota Paris atau London, misalnya, ketimbang hari ulang tahun pasangan, hari “jadian” apalagi ukuran baju, sepatu hingga bra wanita pasangannya. Pria seringkali lupa, bahkan bersikap cuek dan hal itu dianggapnya sebagai soal kecil. Sementara bagi wanita, soal yang dianggap kecil oleh pria diterima sebagai masalah penting dalam sejarah hidupnya. Beberapa pria mengatakan,”Nggak penting banget hari ulang tahun, apalagi hari jadian gitu. Masih ada yang lebih penting dari hal itu. Yang penting gue kan tanggungjawab sebagai suami.”
5. Bikin Film Porno, Aksesoris Seks
Fantasi pria kadang cukup liar, semisal membayangkan merekam adegan bercinta dengan pasangan wanitanya, atau menggunakan aksesoris seks sebentuk penis dari karet. Ini tentu bukan sesuatu hal yang lazim, bahkan dianggap tabu dan menjijikkan oleh sebagian wanita yang menganggap bahwa kegiatan seperti ini tak layak dilakukan oleh wanita “baik-baik” padahal, pandangan ini mungkin tak sepenuhnya benar. Beberapa pakar seks mengatakan, diperlukan beragam cara bercinta untuk mengatasi kejenuhan. Tapi apakah bikin film porno atau menambah asesoris seks juga termasuk solusi mengatasi kebosanan bercinta? Asalkan dilakukan atas kesepakatan bersama, dibicarakan untuk kepentingan apa, tentu hal ini bukan masalah.
6. Early morning sex, Seks “Dadakan”
Desakan gairah seks pada dini hari yang kerap muncul pada pria, atau keinginan bersenggama pria yang secara tiba-tiba dapat membuat wanita merasa tak nyaman karena ketidaksiapannya. Tak adanya fase pemanasan membuat wanita tak dapat mencapai titik maksimal. Selain dianggap sebuah pemaksaan, wanita juga terkadang merasakan dirinya diperlakukan sebagai wadah pembuangan hasrat seksual pria. Berbeda dengan wanita berlibido tinggi, tanpa harus membersihkan diri pun tidak masalah. Masalahnya, wanita kategori ini gampang horny.
7. Interplay Saat Haid
Memang, libido biasanya akan naik karena pengaruh hormon. Tetapi ajakan pria untuk bersenggama saat wanita haid, harus dicermati dengan hati-hati, karena ini mengganggu kesehatan wanita, demikian menurut ilmu kedokteran. Pada saat menstruasi atau haid, pembuluh darah di dalam permukaan dinding rahim akan terbuka dan rapuh sehingga bila melakukan kontak seksual dapat mengakibatkan infeksi dan emboli (masuknya sperma ke dalam pembuluh darah) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Bilapun desakan gairah pria sulit dikendalikan saat si wanita sedang menstruasi, masih ada jalan lain yang dapat dilakukan seperti oral dan masturbasi, misalnya.
8. Sensasi Seks Wanita Hamil
Hasrat wanita hamil pada triwulan I biasanya menggebu karena pengaruh hormon dan psikologis. Emosinya lebih tinggi karena ingin selalu berada dekat pria pasangannya, ingin lebih diperhatikan, dimanja. Namun pada triwulan II, libido mulai menurun seiring perut membesar dan wanita sudah mulai fokus pada jabang bayi. Triwulan III, libido wanita kembali naik dan sebenarnya hubungan seksual boleh-boleh saja terjadi dengan catatan jangan sampai ada trauma pada perut yang sudah semakin besar.
Tapi hal itu menjadi sangat sulit dikendalikan saat libido pria mulai muncul. Bersentuhan dengan pasangan yang sedang hamil di Trisemester Ketiga juga berkendala. Pasalnya, wanita sudah malas berhubungan seks akibat perutnya yang dirasa berat.
Sumber : Tabloid Sensual
Wanita memang makhluk emosional yang terkadang merasa “tabu” dalam urusan seks. Hal yang disukai pria belum tentu disukai wanita dan hal itu dapat menjadi “dosa” terselubung pria buat wanita. Contoh “dosa” itu misalnya melupakan hari ulang tahun pasangannya, atau hari “jadian” hubungan mereka, tidak ingat ukuran sepatu apalagi ukuran bra. Bahkan ajakan melakukan hubungan seks pun dapat berubah menjadi paksaan saat seorang wanita belum siap. Alhasil, wanita kerap merasa dilecehkan.
“Wanita sangat berbeda dengan pria secara psikologis. Wanita lebih banyak memakai emosi dan untuk urusan seks mereka bergantung pada rasa aman, nyaman dan mood. Untuk itu, masing-masing pasangan disarankan menurunkan ego dan saling memahami,” demikian menurut pakar seks, Dr. Ferryal Loetan, yang ditemui di tempat prakteknya di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
1. Keperawanan, Hobi Dugem
Semua manusia pasti mempunyai masa lalu, entah itu baik ataupun buruk. Syukur jika seorang pria mendapatkan pasangan dengan masa lalu yang indah. Tapi, bagaimana jika sebaliknya? Misalnya, seorang pria yang menikah dengan wanita yang sudah tidak perawan karena pergaulan dan hobinya yang dulunya suka dugem. Mereka sepakat untuk mengubur masa lalu tersebut dengan catatan si wanita tidak akan mengulangi kebiasaannya lagi. Tapi, saat si pria seoang bermasalah dan dilanda kebosanan, tak jarang sang pria mengungkit kembali masa lalu buruk itu dan mengatakan hal yang tidak sedap tentang keperawanan pasangannya atau kebiasaan si wanita ketempat dugem.
2. Cerita Basi
Wanita memang ditakdirkan cenderung banyak cerita dan suka berbagi kisah apalagi terhadap orang yang dipercaya dan dicintainya. Pada orang terdekatnya, wanita bisa mengungkap segala rasa dan permasalahan. Dibutuhkan tempat berkisah, syukur-syukur beroleh solusi. Tak jarang, untuk satu permasalahan dibahas berulang. Tentunya ia akan sangat kecewa jika Anda sebagai pasangan tidak mau mendengar dan menganggap basi ceritanya dengan berkata.”Kamu kok jadi nyinyir, ya? Kemarin kan sudah kamu ceritakan dan kita bahas. Nggak ada topik yang lain?”.
3. Hambat Karier, Janji Muluk
Saat awal memasuki mahligai perkimpoian, pria kadang berjanji untuk tetap memperbolehkan pasangan wanitanya bekerja dan mengembangkan kariernya, atau berkegiatan sosial di tengah masyarakat. Namun kenyataannya, hal ini terkadang membawa masalah baru dalam sebuah rumah tangga dalam pembagian waktu antara karier dan keluarga. Padahal, si wanita sudah berusaha membagi adil semua waktunya dengan berperan ganda. Alhasil, suami pun mulai membatasi gerak istri dan sebagai ganti agar si istri tidak kecewa, suami berjanji untuk memberi uang saku lebih banyak dan menjanjikannya hal-hal muluk lainnya. Untuk mengatasinya, memang kedua pasangan perlu membicarakan kembali komitmen awal, melapangkan dada untuk keberhasilan istri berkarier atau bekerja di luar rumah.
4. Mengabaikan Soal Kecil
Sekalipun tidak sepenuhnya benar, tetapi pria cenderung lebih ingat peristiwa besar seperti skor pada piala dunia ataupun tempat ngopi paling asyik saat ia tugas kerja di kota Paris atau London, misalnya, ketimbang hari ulang tahun pasangan, hari “jadian” apalagi ukuran baju, sepatu hingga bra wanita pasangannya. Pria seringkali lupa, bahkan bersikap cuek dan hal itu dianggapnya sebagai soal kecil. Sementara bagi wanita, soal yang dianggap kecil oleh pria diterima sebagai masalah penting dalam sejarah hidupnya. Beberapa pria mengatakan,”Nggak penting banget hari ulang tahun, apalagi hari jadian gitu. Masih ada yang lebih penting dari hal itu. Yang penting gue kan tanggungjawab sebagai suami.”
5. Bikin Film Porno, Aksesoris Seks
Fantasi pria kadang cukup liar, semisal membayangkan merekam adegan bercinta dengan pasangan wanitanya, atau menggunakan aksesoris seks sebentuk penis dari karet. Ini tentu bukan sesuatu hal yang lazim, bahkan dianggap tabu dan menjijikkan oleh sebagian wanita yang menganggap bahwa kegiatan seperti ini tak layak dilakukan oleh wanita “baik-baik” padahal, pandangan ini mungkin tak sepenuhnya benar. Beberapa pakar seks mengatakan, diperlukan beragam cara bercinta untuk mengatasi kejenuhan. Tapi apakah bikin film porno atau menambah asesoris seks juga termasuk solusi mengatasi kebosanan bercinta? Asalkan dilakukan atas kesepakatan bersama, dibicarakan untuk kepentingan apa, tentu hal ini bukan masalah.
6. Early morning sex, Seks “Dadakan”
Desakan gairah seks pada dini hari yang kerap muncul pada pria, atau keinginan bersenggama pria yang secara tiba-tiba dapat membuat wanita merasa tak nyaman karena ketidaksiapannya. Tak adanya fase pemanasan membuat wanita tak dapat mencapai titik maksimal. Selain dianggap sebuah pemaksaan, wanita juga terkadang merasakan dirinya diperlakukan sebagai wadah pembuangan hasrat seksual pria. Berbeda dengan wanita berlibido tinggi, tanpa harus membersihkan diri pun tidak masalah. Masalahnya, wanita kategori ini gampang horny.
7. Interplay Saat Haid
Memang, libido biasanya akan naik karena pengaruh hormon. Tetapi ajakan pria untuk bersenggama saat wanita haid, harus dicermati dengan hati-hati, karena ini mengganggu kesehatan wanita, demikian menurut ilmu kedokteran. Pada saat menstruasi atau haid, pembuluh darah di dalam permukaan dinding rahim akan terbuka dan rapuh sehingga bila melakukan kontak seksual dapat mengakibatkan infeksi dan emboli (masuknya sperma ke dalam pembuluh darah) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Bilapun desakan gairah pria sulit dikendalikan saat si wanita sedang menstruasi, masih ada jalan lain yang dapat dilakukan seperti oral dan masturbasi, misalnya.
8. Sensasi Seks Wanita Hamil
Hasrat wanita hamil pada triwulan I biasanya menggebu karena pengaruh hormon dan psikologis. Emosinya lebih tinggi karena ingin selalu berada dekat pria pasangannya, ingin lebih diperhatikan, dimanja. Namun pada triwulan II, libido mulai menurun seiring perut membesar dan wanita sudah mulai fokus pada jabang bayi. Triwulan III, libido wanita kembali naik dan sebenarnya hubungan seksual boleh-boleh saja terjadi dengan catatan jangan sampai ada trauma pada perut yang sudah semakin besar.
Tapi hal itu menjadi sangat sulit dikendalikan saat libido pria mulai muncul. Bersentuhan dengan pasangan yang sedang hamil di Trisemester Ketiga juga berkendala. Pasalnya, wanita sudah malas berhubungan seks akibat perutnya yang dirasa berat.
Sumber : Tabloid Sensual
No comments:
Post a Comment