Thursday, November 22, 2012


Standard kemapanan ini adalah sebuah hal yang membingungkan untuk tre. Oleh karena itu tolong polling-nya diisi ya. kalau ada jawaban lainnya, bisa diisi di kolom comment. thankyouuuuu ... muaach! tee hee...
Beberapa hari lalu, Tre bercakap-cakap dengan beberapa orang mengenai standard kemapanan seorang wanita. Beberapa dari mereka sudah menikah dan ada juga yang sedang mengikuti kursus pra-nikah. Standard kemapanan, sebuah topik yang menurut tre sangat-sangat menarik untuk didebat dan diperbicangkan. 
Untuk sebagian wanita, tentu saja menginginkan pria yang sudah memiliki tingkat kemapanan, entah itu memiliki rumah, usaha, mobil, dan lainnya. Kenapa? Mungkin karena wanita membutuhkan sebuah "jaminan" di masa depan hidupnya tidaklah susah. Jujur, banyak wanita yang tidak menginginkan hidup susah saat mereka menikah (who doesnt?), namun biasanya wanita-wanita yang berpikiran seperti ini sepertinya HARUS mendapatkan pria yang biasanya lebih tua dari mereka (biasanya bertaut 3-5 tahun lebih tua), atau sang pria memiliki usaha sendiri (bukan pekerja kantoran) atau berasal dari keluarga yang cukup berada.

Pertanyaan yang tre lihat disini adalah, Bagaimana standard kemapanan untuk mereka yang berusia hampir sama atau sama (misalkan sang pria 27 tahun, sang wanita 26 tahun), dan sang pria adalah seorang pekerja kantoran yang tidak memiliki usaha lainnya? apakah sang pria harus memiliki rumah? mobil dan lainnya terlebih dahulu sebelum menikah? ataukah standard kemapanan itu Tre tahu standard kemapanan untuk setiap orang berbeda dan biasanya memang sudah menjadi kutukan pria untuk "menyediakan" standard kemapanan ini. tetapi bagaimana dengan pria yang tidak bisa menyediakan standard kemapanan ini? banyak juga pria yang berkata "menghidupi diri saja susah, apalagi beli rumah, mobil, dll?" salahkah pria seperti ini?

Teman tre yang sudah menikah memberikan komentarnya, ia mengatakan standard kemapanan (rumah/mobil) itu sangat penting dalam menjelang pernikahan, kenapa? karena biasanya sang orang tua dari sisi wanita akan menanyakan "apa saja yang sudah dimiliki" oleh pria yang akan meminang anaknya, tentu saja pertanyaan ini bukanlah bentuk materialistis, namun pertanyaan realistis untuk memastikan sang pria tidak akan membawa anaknya ke jurang "Derita" dunia (apaa coba?)... jadi, Sebenarnya standard kemapanan ini penting untuk si pria juga karena si pria akan merasa lebih pe-de dan yakin kepada kemampuannya saat ia memiliki "standard kemapanan" ini saat melamar si wanita. Tetapi bagaimana dengan pria yang tidak memiliki apa-apa atau tidak memiliki "standard kemapanan" saat meminang sang wanita? apakah "standard kemapanan" ini tidak berarti apa-apa? karena banyak juga kita temui kasus setelah menikah masih menumpang di rumah mertua atau sewa rumah/ngekos. jadi, pentingkah "standard kemapanan" ini? 

teman tre yang sedang mau menikah juga memberikan pandangannya sebagai berikut :"standard kemapanan" itu tidaklah penting, yang penting bukanlah hartanya, mobilnya, rumahnya, tetapi keyakinan diri kita terhadap pasangan kita untuk mau melangkah ke jenjang berikutnya inilah yang penting. Karena dengan adanya keyakinan yang sama besarnya dari masing-masing pasanga dan niat untuk mau berusaha, otomatis semua akan dicapai bersamaan dan dalam konteks usaha bersama. Karena dia memberi contoh, banyak temannya teman tre ini yang baru berhasil dalam usahanya setelah mereka menikah dan membuka usaha baru. 

Lalu apakah "standard kemapanan" itu sendiri? Pentingkah itu? Perlukah itu? Apa saja usaha pria untuk mendapatkan "standard kemapanan" ini. Karena tre yakin banyak sekali pria diluar sana yang mungkin merasa terpaksa untuk mendapatkan "standard kemapanan" ini karena adanya tuntutan dari sang wanita. "aku tidak akan mau menikahi kamu kalau kamu tidak memiliki "standard kemapanan" ini" ... dan dari penuturan teman-teman tre yang pria, kebanyakan dari mereka merasa bingung, stress dan banyak pikiran ketika pasangannya seakan-akan menuntut diri mereka untuk menyanggupi tuntutan "standard kemapanan" ini. Kenapa? karena banyak dari mereka ini hanyalah karyawan/pegawai biasa yang setiap bulannya hanya bergantung dari gaji mereka saja. Bukan berarti mereka tidak mau berusaha lebih giat, namun seperti kata orang "rejeki orang tidak akan kemana." masalahnya adalah terkadang walaupun usaha kita sudah maksimal, rejeki itu tidaklah datang. Dan masalahnya berapa lamakah waktu yang akan wanita berikan kepada sang pria untuk mau mendapatkan "standard kemapanan" ini?  

Kesimpulan tre disini, terkadang susah sekali untuk para pria mendapatkan "standard kemapanan" ini karena masalah krisis global, kurangnya usaha, usia dengan pasangan yang terlalu dekat, sang wanita yang terlalu menuntut dan tidak mau menurunkan "standard kemapanan"-nya, sang pria yang tidak mau berusaha lebih keras, dan masih banyak alasan lainnya.
Untuk saat ini, tre memiliki kesimpulan dan himbauan sementara ... 
Untuk para wanita : tre mengerti, kita sebagai kaum wanita pastinya ingin memiliki pasangan dengan tingkat standard kemapanan yang sudah tinggi. Misalnya si pria sudah memiliki rumah sendiri, usahanya sukses, punya mobil sendiri. Dan tre juga yakin si pria sebenarnya juga aware akan standard kemapanan ini. Karena siapa sih pria yang tidak ingin memiliki rumah sendiri, mobil sendiri? ingin usahanya sukses? semua pria pasti ingin memiliki itu semua sebagai jaminan untuk dirinya dan pasangannya. Namun faktanya adalah tidak semua pria memiliki ini, karena mungkin standard kemapanan bagi sang pria berbeda dengan sang wanita, atau mungkin rejeki si pria sudah mentok. saran tre untuk sang wanita adalah coba lebih mengerti lagi pasangan kamu, dukung lebih lagi usaha dan motivasinya, dan kalau bisa turunkan standard kemapanan kamu. standard kemapanan bisa saja berbeda namun bisa diraih, hanya saja apakah si wanita bersedia menunggu sampa pasangannya mapan, apalagi jika usianya hanya berbeda 1-2 thn karena mulai merintis karier juga bersamaan?  apalagi kalo misalnya si pria tidak di"modali" oleh orang tuanya, jadi 100% usaha sendiri untuk memiliki rumah / mobil itu berasal dari usahanya sendiri. jadi otomatis waktu yang dibutuhkan juga lebih lama. pertanyaannya, apakah kalian para wanita, mau menunggu?
Untuk pria : memang sudah layak dan sepantasnya kalian sebagai pria menghidupi diri sendiri dan istri kamu. Dan memang tre mengerti kalian para pria, biasanya pemalas, suka mudah merasa cukup dengan apa yang kalian punya, ego yang tinggi karena merasa si wanita menuntut banyak hal yang menurut kalian aneh-aneh dan susah dituruti, gaji kalian yang tidak besar (namun entah kenapa selalu cukup untuk membeli barang kesukaan kalian. tee hee) atau apapun itu, ketahuilah standard kemapanan ini adalah basic dasar dari setiap wanita. standard kemapanan bukanlah hal yang dipaksakan namun diusahakan karena standard kemapanan ini berguna untuk kalian sendiri, kalian sendiri juga yang akan menikmatinya, bukan? oleh karena itu bekerjalah lebih giat. beruntunglah kalian yang tidak memiliki pasangan yang tidak terlalu banyak menuntut standard kemapanan ini kepada kalian. lebih giatlah kalian para pria. 


Kalau kamu wanita : standard "standard kemapanan" seperti apa yang kamu harapkan dari pasangan kamu (setidaknya untuk kamu, hal itu sudah cukup! .. jawaban pilih dari nomor 1-5)

Kalau kamu pria : bagaimana menurut kamu tuntutan "standard kemapanan" ini ketika wanita menuntut ini dari kamu? jawaban pilih dari nomor 6 -10..

No comments:

Post a Comment