Monday, November 19, 2012

Termehek-mehek


Awalnya Ida yang tergila-gila sama acara hari Minggu sorenya TransTV yang satu ini, sehingga akhirnya aku ketularan. Tadinya aku kira tayangan inisejenis "Katakan Cinta" tapi ternyata tema-nya berbeda. Termehek-mehek (TMM) menawarkan jasa 'mencari orang hilang' bagi para pemirsanya. Jadi, untuk pemirsa yang kehilangan kontak dengan seseorang, tim TM akan membantu mencarikan dan mempertemukan.
Yang bikin akuikutan tertarik nonton acara ini adalah karena temanya dari minggu ke minggu selalu beda. Kalau tentang seseorang nyari pacarnya yang hilang mungkin nggak terlalu unik, ya. Tapi terkadang TM mencoba bantu juga seorang anak yang nyari ayahnya, atau seorang guru playgroup yang mencoba bantu cariin ibu dari salah seorang muridnya. Yang jelas, setiap episode dari serial TM selalu ditutup dengan adegan mengharukan saat sang klien berhasil dipertemukan dengan orang yang dicarinya - bagaimanapun keadaannya. Ada yang udah meninggal, ada yang udah jadi buta, ada yang udah nggak mau lagi ditemui, dsb dsb. Yang jelas, acara TM selalu mengantarkan sebuah pesan moral yang sangat positif tentang hubungan antar manusia.

Saking terkesannya aku dengan acara ini, maka akumulai berburu informasi lebih lanjut di jagad internet dan akhirnya terdampar di sebuah blog yang juga lagi mengulas acara TM. Yang menarik adalah sebuah komentar di posting blog tersebut, dari seorang user ber-ID 'Andriza' yang mengklaimSELURUH CERITA YANG DITAMPILKAN DALAM SERIAL TM HANYALAH FIKSI! Bahkan bukan fiksi baru, melainkan sekedar ngejiplak dari cerpen-cerpen majalah remaja. Berikut komentar dari 'Andriza' di blog tersebut:

Hampir semua (bahkan semua) cerita dari termehek-mehek merupakan cerpen top kasmaran saat dulu. Saya 100% yakin kalau acara ini bukan 100% pure rality show…
Kalau ada kemiripan cerita memang wajar..Tetapi bagaimana bila kemiripan itu terletak dari awal hingga akhir DAN di setiap episode?
Bahkan sering kali bila saya melihat sekilas tayangan tersebut, saya bisa menebak awal cerita bahkan akhir cerita..kenapa? karenaSaya dahulu bagian dari penulis cerpen di majalah2 remaja Jakarta…

Saya ingin sekali ada yang merespon ttg pendapat saya..
Bisa di kirimkan ke email : andriza@gmail.com
Tujuan saya tidak lain untuk mempertegas tayangan2 yang membohongi publik.

Hal yang sama pernah terbukti ketika saya melihat sering kali adegan “berantem” dalam acara SCTV yang pilih2 jodoh (saya tidak tau pasti judul acara itu)…
Terima kasih.

'Andriza' juga meninggalkan komentar yang sama di situs 'wikimu' dan di sana dia mendapat tanggapan dari user lain bernama 'Anwariansyah'. Begini tanggapannya:

Anda bisa bikin artikel di Wikimu dengan menyebutkan nama program reality show, stasiun yang menayangkannya, episode dan tanggal tayangnya dan mirip dengan cerpen dgn judul apa, tampil di majalah apa dan tanggal berapa, serta pengarangnya siapa.

Bila Anda bisa mengungkapkan dengan akurat data tersebut berarti Anda sudah menunjukkan kebenaran.

Wah, kalo ternyata TM hanya fiksi, emang image-nya jadi nge-drop banget. Yang bikin acara ini mengesankan untuk ditonton adalah karena ada mindset bahwa ternyata di luar sana ada orang-orang yang kisah hidupnya sedramatis itu. Tapi kalo cuma fiksi, yah... namanya juga fiksi, emang udah 'kodrat'nya untuk tampil dramatis, kan? Fiksi yang dramatis, itu sih gak aneh sama sekali.


'Gugatan' yang paling serius atas keaslian cerita TM aku denger pagi ini, dari salah seorang temen. Pas lagi ngomongin acara TM, dia dengan santainya nyeletuk, "Itu kan cuma rekayasa ..."
"Yah, memang banyak yang bilang gitu, makanya aku juga lagi bertanya-tanya nih apa bener acara itu rekayasa atau kejadian nyata."
"Enggak, serius. Itu cuma rekayasa. Episode yang terakhir kemarin itu, yang tentang anak muda yang kawin lari trus rela hidup susah berdua sama istrinya di rumah petak? Aku kenal sama orangnya. Itu tetanggaku di Jalan Siaga, namanya Nanda. Perasaan belakangan ini dia nggak pernah kabur kemana-mana tuh, orang sering ketemu di deket rumah. Memang dulu banget dia pernah kabur, tapi bukan karena kawin lari - emang dianya aja suka nggak betah di rumah. Sekarang sih udah balik lagi ke rumahnya di Jalan Siaga, dan sejak itu anteng-anteng aja nggak pernah ngabur lagi"

Setelah mendengar dan membaca berbagai informasi yang meragukan keaslian TM, aku jadi makin penasaran. Untung ada seorang user di Youtube yang lumayan telaten mengupload episode-episode TM, user namenya : 'donafiola'. Ada 5 episode TM yang dia upload ke Youtube, dan kemarin aku tonton lima-limanya. Berikut adalah 'kejanggalan-kejanggalan' logis yang menurut gue sih cukup mencurigakan:

* Hampir di setiap episode TM wajah-wajah orang yang terlibat dalam kasus ditampilkan jelas. Padahal seringkali kemunculan mereka dalam keadaan yang cukup pribadi (lagi marah-marah, atau jelas-jelas minta identitasnya dirahasiakan). Kok setelah acara itu tayang beberapa episode nggak pernah kedengeran adanya tuntutan 'pencemaran nama baik' ke pihak TransTV? Atau kalaupun kebetulan mereka semua belum melek hukum, sebegitu beranikah TransTV mengambil resiko kena tuntut dengan membiarkan kamera menyorot para tokoh di luar ijin mereka? Belum lagi ada 2 episode yang gue tonton di mana pembawa acaranya nyelonong masuk ke wilayah rumah orang tanpa ijin. Ini bisa jadi kasus perdata, lho.

* Di episode tanggal 31 Agustus, ada seorang anak umur 16 tahun yang nyari bapaknya. Tim TM bersama klien dateng ke kantor target dan ngobrol dengan boss-nya target tanpa mendapatkan informasi. Padahal, si boss ini juga gemes dengan raibnya si target, karena dia terlibat utang yang cukup besar ke perusahaan. Pas mereka udah putus asa dan mau pulang, di parkiran mereka dicegat oleh seorang tokoh bernama Hendrik, teman kerjanya target. Trus dengan santainya 'Oom' Hendrik ini cerita bahwa dia dan target sering 'hang out' bareng di panti pijit dan karaoke remang-remang di bilangan kota.

Ok, sekarang coba kita menempatkan diri di posisi tokoh Hendrik ini. Dengan ngasih informasi kebiasaan target, boleh dibilang si Hendrik tau di mana harus nyari si target. Kenapa dia nggak lapor aja sama si boss yang udah jelas-jelas lagi kelabakan nyariin si target yang bawa kabur duit? Mungkin Hendrik nggak lapor boss karena ingin melindungi temannya. Tapi kenapa dia malah dengan entengnya cerita ke crew stasiun TV nasional?

* Masih dari episode yang sama, tim TM mendatangi panti pijit langganan korban. Mandala, salah satu crew TM pura-pura ikutan dipijit sambil nanya-nanya sama tukang pijitnya, yang ternyata kenal dengan target. "Tapi dia sekarang udah jarang ke sini pak, denger-denger lebih sering main ke karaoke," kata si mbak tukang pijit.
"Ke karaoke mana?" tanya Mandala
"Karaoke deket sini pak, itu lho di belakang tempat pijit ini, tapi namanya saya lupa..."
Lokasinya di belakang tempat kerjanya, tapi si mbak lupa namanya? Aneh.


* Yang lebih ajaib lagi, masih dari episode yang sama, Mandala mendatangi tempat karaoke yang dimaksud, dan setelah tanya sana-sini berhasil dapet alamat rumah si target, lengkap! Emang ada ya, tempat karaoke mesum yang bagian administrasinya kerajinan sampe nyatetin alamat tamu satu per satu? Udah gitu alamatnya ternyata asli, lagi!

Sederetan gugatan dan kejanggalan yang gue temukan sendiri bikin image acara TM jadi lumayan nge-drop buat gue. Gimana menurut kalian, apakah acara TM itu asli atau sekedar fiksi?
Demi Rating Apapun dilakukan 

Pernah nonton program reality Show Termehek - mehek di Trans Tv?
Acara ini tayang setiap Sabtu dan Minggu jam 18.30.

Sedikit Gambaran singkatnya, Acara ini mengupas tentang kasus kehilangan seseorang, entah itu pacar, temen bahkan kakek yg udah lama lost contact.

Dan Akhirnya tanpa sengaja, Edisi minggu kemarin menguak kebohongan reality show tsb.
Awalnya saya sudah mengira program ini pasti bagai pinang dibelah gergaji dengan reality show yg lain. Mengumbar cerita bohong demi sebuah rating.

Pada Episode itu bercerita seorang cewe yg udah 3 bulan ditinggal cowonya yg bernama Ruly. Usut punya usut selidik punya selidik layaknya detektif Hunter tahun 80an, ternyata oh ternyata si Ruly terlihat jalan dengan seorang Wanita setengah baya yg pada episode itu dianalogikan sebagai seorang Tante Girang.

Pada satu segmen tiba-tiba Istri saya yg sedang asyik nonton nyeletuk dan membuyarkan canda saya dengan teman saya, " Loh yang..itu kayak temen kamu tuh"
Begitu Mata ini tertuju pada Televisi 21 Inc itu, spontan heran dan sedikit terkejut sambil sedikit pingsan (bagian yg ini rekayasa..).

"Ngapain ya temen-temen aku itu?" dalem hati "Apa emang kenal dengan tokoh Ruly di adegan tersebut atau.." masih dalem hati.

Seribu tanya dalam hati akhirnya memaksa tangan ini meraih Hp diatas meja rias istri saya dan langsung menghubungi teman saya tsb.

"Hehehehehehe. ..bohongan kok, udah di set dari mulai cerita sampe pemain - pemainnya, kamu mau ikutan juga bisa, entar di-daftarin, kebetulan aku kenal sama team reality shownya nanti biar mereka seting ceritanya kayak apa"

Begitulah kira2 klarifikasi yg diberikan teman saya.

Lagi lagi demi rating apapun dilakukan..

"Tuuuuh..acara favorit kamu rekayasa tuh,besok jgn ditonton lagi" begitulah omel saya ke istri yg masih asik duduk didepan televisi sore itu.
Makin harus selektif nih milih program tv.
dan ini adalah bukti kalau termehek-mehek hanyalah rekayasa.

No comments:

Post a Comment