Monday, November 19, 2012

Vin+ (The First Wine Boutique in Indonesia)

Vin+. Lebih dari 800 jenis wine berderet rapi di rak-rak yang memenuhi seluruh ruangan.

Kunjungan saya ke The Champa (baca: Berpetualang dengan Wine dan Masakan Indo China) beberapa waktu lalu belum memuaskan keingintahuan saya tentang wine. Saya pun melanjutkan "perburuan" dan saya "terdampar" di VIN+. 

Perkenalan saya dengan VIN+ berawal dari seorang teman chatting yang berkantor di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Waktu itu saya bercerita betapa penasarannya saya soal wine.

"Ke VIN+ aja," katanya.
"Dimana?", tanya saya
"Di Kemang, dia toko wine dan ada lounge-nya juga kok," balasnya.
"Boleh juga tuh," jawab saya.

Jadilah saya ke VIN+, yang terletak di bilangan Kemang. Wow! Begitu, kesan pertama saya ketika memasuki gerai wine tersebut. Lebih dari 800 jenis wine berderet rapi di rak-rak yang memenuhi seluruh ruangan.
Jika ingin memilih wine dari negara tertentu, tidak perlu repot-repot. Botol-botol wine tersebut diatur rapi sesuai dengan tempat asalnya. Ada 14 negara, diantaranya, Australia, Prancis, Chile, Argentina, New Zealand, California, Itali dan Spanyol.

Jenis wine yang ada di VIN+ juga komplit, dari white wine, red wine, sparkling wine, dessert wine hingga fortified wine. Di wine, butik ini juga menyediakan berbagai macam spirit dan bir dari berbagai negara.

Harganya juga beragam. Bagi para pemula dan yang punya duit pas-pasan, jangan khawatir. Tersedia berbagai jenis wine senilai Rp 80.000. Kalau bingung memilih wine, yang pas buat pemula, tanya saja ke para pramusaji. Mereka akan menjelaskan dengan fasih tentang produk-produk wine yang ada di butik ini.

Stone Cellars Merlot ’04 dariCalifornia, misalnya, dijual seharga Rp 123.000. Mau yang lebih murah, ada Sanleo Bianco seharga Rp 90.000. Atau mau pilih yang ini, Barbera d’asti ’01 senilai Rp 960.000.

Sementara bagi pecinta wine sejati, VIN+ menyediakan premium wine yang diletakkan di ruangan terpisah dan ekslusif. Misalnya, Chateau Petrus Pomeral 1982 dari Prancis seharga Rp 50 juta. 

"Wine ini sangat limited, diproduksi pada tahun 1982, tahun yang baik untuk penanaman anggur karena udaranya pada waktu itu perfect buat anggur, sehingga menghasilkan kualitas terbaik," terang Yolanda Simorangkir, Marketing Manager Vin+ di lounge butik wine itu suatu siang sembari menikmati segelas Sauvignon Blanc.

Di bagian belakang butik, terdapat lounge mungil yang bernuansa hangat dan cozy. Siang itu tampak sepasang muda-mudi, meminum wine sambil bersantai di salah satu sudut sofa. Di seberang sofa saya, ada dua orang expatriat yang asyik berbincang sembari menikmati sebotol red wine.

Biasanya, kata Yolanda, setelah membeli salah satu koleksi wine Vin+, mereka langsung menikmatinya rame-rame di lounge. Free alias tidak dikenakan tambahan apa pun untuk service yang diberikan. Datang saja ke lounge, berikan botol wine kepada pramusaji di bar.

Lalu, pilih sofa empuk yang diinginkan. Tak lama, wine dengan segenap perangkatnya akan hadir di meja kalian. Wine siap dinikmati, rame-rame atau pun berdua dengan orang sahabat, relasi atau pun pacar. 

Kehadiran Vin+ seakan menjawab semakin meningkatnya kebutuhan kaum urban untuk mengomsumsi wine sebagai gaya hidup. Meski kebiasaan minum wine bukanlah berasal dari Indonesia. Jika dulu hanya orang-orang tertentu saja yang menjadi penikmat wine, kini wine semakin "merakyat" dan merambah ke kaum muda perkotaan.

Hal ini juga diakui Yolanda. Sebagian besar yang datang adalah mereka yang masih awam soal wine dan tentu saja, anak muda. Untuk para pemula, disarankan memilih wine yang manis-manis dulu, seperti, jenis Moscato, Lambrusso atau pun Merlot yang mempunyai karakter manis.

Menikmati wine merupakan sebuah ritual dan harus melewati proses-proses tersendiri."Penting sekali untuk mengerti kenapa minum wine. Bukan untuk mabuk-mabukan. Tetapi wine harus bisa dinikmati," ungkapnya.

Setelah melewati tahap yang manis-manis ini, lanjut dia, para pemula menjadi penikmat wine yang sophisticated, yakni dengan beralih ke taste yang lebih komplek. "Kata orang, mereka yang sudah bisa menikmati wine dari Prancis, sudah menjadi penikmat wine ’beneran’," tambahnya. 

Rupanya, keasyikan meminum wine memberikan daya tarik yang sama bagi sejumlah orang. Beberapa dari mereka yang biasa minum wine di Vin+, akhirnya membentuk suatu komunitas pecinta wine.

Setidaknya, dari butik wine ini, lahir dua komunitas penikmat wine, Wine and Spirits Circle dan Klub Wine. Yang pertama sudah berdiri sejak tahun 1994 (sebelum menjadi butik, VIN+ adalah ritel di Kemang Duty Free yang telah menjual anggur sejak 15 tahun lalu). Kebanyakan anggotanya adalah expatriate dan telah memiliki anggota sekitar 1.000 orang. 

Sedangkan, klub kedua, baru berdiri pada tahun 2005. Didominasi oleh orang-orang Indonesia dan saat ini beranggotakan sekitar 350 orang.

Menikmati wine sebagai gaya hidup baru, sah-sah saja. Sekedar mencicipinya ramai-ramai sembari hang out atau benar-benar menjadi penikmat wine sejati, it’s up to you , guys!

----------------------------------
VIN+
Kemang Raya 45B Jakarta 12730
(021) 71792577

Wine Lounge
Open daily from 3 pm to 2 am

No comments:

Post a Comment