Sebuah mobil Daihatsu Ceria milik Siswo Juwarno dari Siswo AutoArt berhasil diubah menjadi supersport nan eksotik.
"Awal idenya dari keinginan saya ketika masih kecil yang senang mobil-mobil sport. Namun karena harganya yang terlampau tinggi, maka caranya agar bisa memiliki mobil tersebut dengan membuatnya." papar pria berambut gondrong ini.Dari impian masa kecil itulah, Siswo, dibantu saudaranya Wahyu dan timnya, mulai mengobrak-abrik Ceria menjadi Ferrari. "Semua kita preteli, yang tersisa hanya sasis, dashboard dan mesin." ujar Wahyu ketika ditemui di bengkelnya di Jalan Caman Raya No.19, Jatiasih, Bekasi, JawaBarat, Kamis kemarin.
Tahap pertama proses pengerjaan, body mobil dicopot seluruhnya, yang tersisa tinggal mesin, rangka dan setir. Setelah itu baru proses pemasangan pelek dan ban ukuran 20 inch.
"Kita ubah pelek dari yang semula ring 12" menjadi 20". Jadi naik delapan grade." ungkap Wahyu. Aplkasi pelek besar ini tentu dluar batas kewajaran, yang berimbas pada stabilisasi mobil. Karena itu, mobil "sport" ini juga mengalami perubaan pada per dan shockbreaker. "Kita masih pakai aslinya Ceria, tapi dibubut ulang kaki-kakinya," tambah Wahyu.
Setelah pelek dan ben terpasang, baru dibuat rangka baru. Kemudian dtentukan possi duduk seperti apa yang diinginkan guna menghitung seberapa banyak kemunduran sudut dan panjang kemudi.
Setelah didapat sudut danpanjang kemudi yang baru, lalu didesain konsepnya menggunakan blue print. Yang selanjutnya hasil desain ini diaplikasikan dengan membuat cetakan atau mal dari tanah liat (clay).
Jika clay sudah presisi, maka barulah dibuat body daricampuran bahan plat dan fiberglass. Semua sambungan plat dibuat dari dempul yang setipis mungkin.
"Body ini ditambah 10 centimeter dari aslinya, sedangkan bagan belakang dipendekkan 10cm juga. Jadi secara dimensi, mobil ini sama dengan besar mobil Ceria." ujar Wahyu.
Kalau buat mesin, hanya diover size dari 850cc, sekarang menjadi 1.200cc.
Semua proses pengerjaan dari bentuk asli Ceria menjadi sebuah supersport dibutukan waktu tujuh bulan. Kendala terbesar yang dihadapi AutoArt ketika merubah mobil ini adalah bagaimana menggeser posisi setir dan dasboard.
"Kalau sekadar menurunkan dan menggeser posisi dashboard sih gampang. Tapi, bagaimana agar mekanisme cross join stir, kabel-kabel, perseneling, pedal gas, kopling, dan rem tetap berjalan sebagaimana mestinya, karena mesin sama sekali tidak berubah tempat." tutup Wahyu.berhasil diubah menjadi supersport nan eksotik.
"Awal idenya dari keinginan saya ketika masih kecil yang senang mobil-mobil sport. Namun karena harganya yang terlampau tinggi, maka caranya agar bisa memiliki mobil tersebut dengan membuatnya." papar pria berambut gondrong ini.
Dari impian masa kecil itulah, Siswo, dibantu saudaranya Wahyu dan timnya, mulai mengobrak-abrik Ceria menjadi Ferrari. "Semua kita preteli, yang tersisa hanya sasis, dashboard dan mesin." ujar Wahyu ketika ditemui di bengkelnya di Jalan Caman Raya No.19, Jatiasih, Bekasi, JawaBarat, Kamis kemarin.
Tahap pertama proses pengerjaan, body mobil dicopot seluruhnya, yang tersisa tinggal mesin, rangka dan setir. Setelah itu baru proses pemasangan pelek dan ban ukuran 20 inch.
"Kita ubah pelek dari yang semula ring 12" menjadi 20". Jadi naik delapan grade." ungkap Wahyu. Aplkasi pelek besar ini tentu dluar batas kewajaran, yang berimbas pada stabilisasi mobil. Karena itu, mobil "sport" ini juga mengalami perubaan pada per dan shockbreaker. "Kita masih pakai aslinya Ceria, tapi dibubut ulang kaki-kakinya," tambah Wahyu.
Setelah pelek dan ben terpasang, baru dibuat rangka baru. Kemudian dtentukan possi duduk seperti apa yang diinginkan guna menghitung seberapa banyak kemunduran sudut dan panjang kemudi.
Setelah didapat sudut danpanjang kemudi yang baru, lalu didesain konsepnya menggunakan blue print. Yang selanjutnya hasil desain ini diaplikasikan dengan membuat cetakan atau mal dari tanah liat (clay).
Jika clay sudah presisi, maka barulah dibuat body daricampuran bahan plat dan fiberglass. Semua sambungan plat dibuat dari dempul yang setipis mungkin.
"Body ini ditambah 10 centimeter dari aslinya, sedangkan bagan belakang dipendekkan 10cm juga. Jadi secara dimensi, mobil ini sama dengan besar mobil Ceria." ujar Wahyu.
Kalau buat mesin, hanya diover size dari 850cc, sekarang menjadi 1.200cc.
Semua proses pengerjaan dari bentuk asli Ceria menjadi sebuah supersport dibutukan waktu tujuh bulan. Kendala terbesar yang dihadapi AutoArt ketika merubah mobil ini adalah bagaimana menggeser posisi setir dan dasboard.
"Kalau sekadar menurunkan dan menggeser posisi dashboard sih gampang. Tapi, bagaimana agar mekanisme cross join stir, kabel-kabel, perseneling, pedal gas, kopling, dan rem tetap berjalan sebagaimana mestinya, karena mesin sama sekali tidak berubah tempat." tutup Wahyu.
Semua proses pengerjaan dari bentuk asli Ceria menjadi sebuah supersport dibutukan waktu tujuh bulan. Kendala terbesar yang dihadapi AutoArt ketika merubah mobil ini adalah bagaimana menggeser posisi setir dan dasboard.
"Kalau sekadar menurunkan dan menggeser posisi dashboard sih gampang. Tapi, bagaimana agar mekanisme cross join stir, kabel-kabel, perseneling, pedal gas, kopling, dan rem tetap berjalan sebagaimana mestinya, karena mesin sama sekali tidak berubah tempat." tutup Wahyu.
No comments:
Post a Comment